cover
Contact Name
Husna Parluhutan Tambunan
Contact Email
jpkm.lpm@unimed.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jpkm.lpm@unimed.ac.id
Editorial Address
LPPM Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Kec.Medan Tembung, Sumatera Utara 20221 Telephone: (061) 6618754 FAX: (061) 6614002 / 6613319
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
ISSN : 08522715     EISSN : 25027220     DOI : 10.24114
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan (LPPM UNIMED) adalah peer-reviewed journal yang memuat artikel-artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu yang diadopsi dalam berbagai aktivitas pengabdian kepada masyarakat dan penelitian terapan lainnya. Artikel-artikel yang dipublikasikan di JPKM LPPM UNIMED meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli, artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru, atau komentar atau kritik terhadap tulisan yang ada dimuat di JPKM LPPM UNIMED maupun dalam terbitan berkala ilmiah lainnya. JPKM menerima manuskrip atau naskah artikel dalam bidang riset terapan dan hilirisasi hasil penelitian ilmiah kuantitatif maupun kualitatif berbasis komunitas kedalam format pengabdian masyarakat yang mencakup bidang keilmuan yang relevan mencakup: Sosial Kependidikan Sains Keolahragaan Bahasa Bisnis dan Ekonomi Teknik dan Kejuruan Kesenian
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER" : 10 Documents clear
OPTIMALISASI PETERNAKAN BABI BIBIT UNGGUL (PERSILANGAN LANDRACE DAN DUROC) BAGI PETERNAK LOKAL DI NUSA TENGGARA TIMUR Redempta Wea; Andy Yumima Ninu; Sondang Perlindungan Leoanak
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.14897

Abstract

Pemeliharaan ternak babi membudaya bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya kelompok tani Sehati Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dengan aktivitas utama adalah budidaya tanaman pangan – holtikultura, serta usaha sampingan ternak babi. Namun, karena keterbatasan pengetahuan pemeliharaan ternak, bibit babi bukan bibit unggul, serta pola pemeliharaan yang dilakukan secara individu sehingga kualitas ternak rendah dan kurang berkembang. Oleh karena itu optimalisasi dilakukan dengan cara pemeliharaan ternak babi sistim penggemukan menggunakan metode kemitraan. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ternak babi sistim penggemukan dengan pola kemitraan. Metode kegiatan adalah pendekatan partisipatif meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, dan pendampingan. Hasil kegiatan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat, peningkatan pertumbuhan ternak babi (pertambahan bobot badan 0,18 kg/hari menjadi 0,36 kg/hari dengan lama pemeliharaan lebih singkat yakni 12 bulan menjadi 5 bulan), serta hubungan sosial masyarakat yang semakin akrab. Kesimpulannya optimalisasi pemeliharaan ternak babi penggemukan dengan sistim kemitraan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra, menghasilkan performans ternak babi dengan PBB 0,36 kg/hari dengan lama pemeliharaan mencapai bobot jual (60 kg) selama 5 bulan, serta hubungan sosial mitra lebih akrab. Disarankan pemeliharaan babi penggemukan sistim kemitraan dapat diadopsi oleh pemerintah setempat dan dilakukan pada peternak lainnya.Kata kunci: Babi unggul; Promitra; Pakan.AbstractThe maintenance of pigs is entrenched for the people of East Nusa Tenggara (NTT) especially the Sehati farmer group Tuatuka Village, Kupang Tengah District, Kupang Regency with the main activities being food crop cultivation - horticulture, as well as pig livestock side businesses. However, due to limited knowledge of livestock rising, pig breeds are not superior breeds, as well as individualized maintenance patterns so that the quality of livestock is low and less developed. Therefore optimization is done by raising fattening pigs using the partnership method. The aim of the activity is to increase the community's knowledge and skills and increase the growth of fattening pigs with a partnership pattern. The method of activity is a participatory approach including counseling, training, demonstration plots, and mentoring. The results of the activity were an increase in community knowledge and skills, an increase in the growth of pigs (body weight gain of 0.18 kg / day to 0.36 kg / day with shorter maintenance times i.e. 12 months to 5 months), as well as increasingly social relations familiar. In conclusion, optimizing the maintenance of fattening pigs with a partnership system can improve partners' knowledge and skills, produce performance of pigs with PBB 0.36 kg / day with maintenance time reaching a selling weight (60 kg) for 5 months, as well as closer social relations of partners. It is recommended that maintenance of fattening pigs for the partnership system be adopted by the local government and carried out by other breeders.Keywords: Superior Pork; Promitra; Feed.
PENINGKATAN PERILAKU PENCEGAHAN DAMPAK PESTISIDA PADA KESEHATAN PETANI Gracia Victoria Souisa; Bellytra Talarima; Zasendy Rehena
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.16845

Abstract

Permasalahan dari kelompok petani sayur di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon yaitu pengetahuan dan kesadaran yang masih rendah berdampak pada kurangnya perilaku pencegahan dampak akibat penggunaan pestisida seperti kurangnya praktik penggunaan alat pelindung diri oleh petani ketika melakukan penyemprotan. Tujuan Program Kemitraan Masyarakat adalah membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku pencegahan dampak penggunaan pestisida bagi komunitas petani di Desa Waiheru, pendampingan dalam pembuatan buku panduan/ pedoman perilaku pencegahan dampak pestisida, dan pemeriksaan hemoglobin pada petani sebagai indicator paparan pestisida kimia. Metode yang digunakan adalah pendampingan, penyuluhan/ sosialisasi, pemutaran video, penempelan poster, pemeriksaan hemoglobin. Hasil yang didapatkan adalah 1). Adanya peningkatan pengetahuan petani yaitu untuk nilai baik (≥ 70) dari 8 orang (66,7 % - pretest) menjadi 12 orang (100% - posttest); 2). sebanyak 3 (18,8%) petani yang mengalami abnormalitas hemoglobin (lebih rendah dari nilai normal); 3). Terlaksananya pemutaran video dan pemasangan poster penggunaan APD di Walang Tani. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kegiatan penyuluhan, pemasangan poster, pemutaran video dan pemeriksaan hemoglobin telah meningkatkan pengetahuan petani tentang perilaku pencegahan dampak kesehatan akibat penggunaan pestisida dan memberikan gambaran kesehatan petani.Kata kunci: Pemeriksaan Kesehatan; Penyuluhan; Komunitas Petani.AbstractCommunity service activities at the vegetable farming community in Waiheru Village, Baguala Subdistrict, Ambon, were carried out based on problems from the partner groups, namely the low level of knowledge and awareness of the impact on the lack of impact prevention behavior due to the use of pesticides from farmers such as misconduct when spraying; lacking of technical guidelines / guidelines on the application of pesticide impact prevention behavior; the existence of health problems in pesticide spraying farmers such as itching and nausea after spraying pesticides; also the lacking of practice of using personal protective equipment by farmers when spraying. Farmers need assistance and counseling to increase knowledge. Counseling conducted by agricultural extension has not touched by many aspects of the health of farmers regarding the use of pesticides. The aim of the Community Partnership Program is to help increasing the knowledge and understanding of the behavior of preventing the use of pesticides for the farming community in Waiheru Village, assistance in making manuals / guidelines for preventing pesticide impacts, and examining hemoglobin in farmers as indicators of chemical pesticide exposure. The methods used to achieve the objectives are assistance, counseling / socialization, video screenings, poster placement, hemoglobin examination. The results obtained are 1). An increase in farmers' knowledge is for good grades (≥ 70) from 8 people (66.7% - pretest) to 12 people (100% - posttest); 2).The amount are 3 (18.8%) farmers experienced hemoglobin abnormalities (lower than normal values); 3). The implementation of video screenings and posters for the use of PPE in Walang Tani. The conclusion is the activities of counseling, posting posters, video screenings and hemoglobin examinations have increased the knowledge of farmers about preventing health effects due to the use of pesticides and provide an overview of farmers' health.Keywords: Health Check; Counseling; Farming Community.
REVITALISASI RUANG TERBUKA HIJAU DI WILAYAH URBAN: ELABORASI HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) PERENCANAAN TAMAN MAJU BERSAMA DI KELURAHAN GANDARIA UTARA DI JAKARTA SELATAN Mohammad Sanjiva Refi Hasibuan; Lasmaria Sidabutar
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17208

Abstract

Taman Maju Bersama (TMB) adalah salah satu program pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan. Dalam proses perencanaannya, program TMB melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan masukan-masukan (input) yang positif demi kelancaran program TMB. Kegiatan FGD ini melibatkan instansi pemerintah tingkat kelurahan dan kecamatan, RT, RW, tokoh masyarakat, perwakilan warga lokal, kelompok PKK, Karang Taruna, hingga komunitas yang terdapat pada daerah tersebut. FGD dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pada tahap awal perencanaan, tahap penyampaian konsep dan desain, serta tahap akhir sosialisasi desain akhir kepada masyarakat. Teknik pelaksanaan FGD yang digunakan adalah diskusi atau tanya jawab secara langsung dan tertulis. Teknik tertulis lebih efektif digunakan dalam mendapatkan ide, masukan, dan komentar dari masyarakat. Hasil dari kegiatan FGD akan menjadi dasar pertimbangan dan masukan bagi konsultan perencana dalam merencanakan dan merancang sebuah taman yang fungsional dan estetis.Kata Kunci: Taman Maju Bersama; Focus Group Discussion; Partisipasi; Perencanaan; Taman.AbstractTaman Maju Bersama (TMB) is one of the DKI Jakarta Provincial Government programs in providing green open space in urban areas. In the planning process, the TMB program involves the active participation of the community by holding Focus Group Discussion (FGD) activities to obtain positive inputs for the smooth running of the TMB program. This FGD activity involved government agencies at the village and sub-district level, RT, RW, community leaders, representatives of local residents, PKK groups, Youth Organizations, and communities in the area. The FGD was carried out in three stages, namely in the initial stages of planning, the stage of conceptual delivery and design, and the final stage of the final design socialization to the community. The FGD implementation technique used was direct and written discussion or question and answer. Written techniques are felt to be more effective in getting ideas, input, and comments from the public. The results of the FGD activities will be the basis for consideration and input for planning consultants in planning and designing a park that is functional and aesthetic.Key words: Taman Maju Bersama; Focus Group Discussion; Participation; Planning; Park
MANFAAT KEGIATAN SUKARELA TAMAN CERDAS GANESHA DI KABUPATEN BULELENG BAGI MAHASISWA PENGELOLA Ratih Ayu Apsari; Sariyasa Sariyasa; Gede Suweken; I Nyoman Sukajaya
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17285

Abstract

Taman Cerdas Ganesha (TCG) merupakan kegiatan mengajar sukarela yang dibentuk atas kerja sama perguruan tinggi dan komunitas sosial yang berlokasi di Kabupaten Buleleng-Bali, Indonesia. Kegiatan ini memberikan kelas gratis setiap hari Minggu bagi siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) di beberapa desa binaan. Pengajar sukarela merupakan tim yang terdiri dari mahasiswa dengan dimentori oleh dosen. Selain dimaksudkan untuk membantu pemerataan akses pendidikan, kegiatan ini juga bertujuan untuk memupuk sikap mental sebagai pengajar sukarela di kalangan mahasiswa. Setiap semesternya ada sekitar 100 hingga 120 mahasiswa yang terlibat sebagai sukarelawan. Metode yang dilakukan untuk pengabdian ini adalah dengan Participatory Rural Appraisal dimana subjek diajak terlibat langsung untuk memahami keseluruhan pengabdian, mulai dari merancang, melaksanakan hingga mengevaluasi. Untuk mengevaluasi kegiatan, 75 mahasiswa yang pernah mengajar sukarela di TCG diminta mengisi kuesioner terkait dengan kegiatan yang dilakukan. Data yang masuk kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk melihat bagaimana sikap mental kerelawanan mahasiswa yang terlibat dalam pelaksanaan TCG. Analisis data menunjukkan bahwa mahasiswa yang pernah terlibat sebagai sukarelawan merasakan kegiatan ini berguna dan sangat baik untuk dilanjutkan, tidak mengganggu waktu belajar maupun istirahat dan memotivasi semangat berprestasi.Kata kunci: Kegiatan Sukarela; Sukarelawan; Pengabdian; Taman Cerdas Ganesha.AbstractTaman Cerdas Ganesha (TCG) is a social voluntary teaching program initiated by the cooperation between university and community located in Buleleng-Bali, Indonesia. The program provides a free weekly classroom for elementary school students in several villages and suburbs. The volunteers were the prospective mathematics teachers and mentored by the lecturers. Besides to evenly distribute the educational access, TCG was aimed to promote voluntary attitude of the university students. In every semester, there are 100 to 120 students who participate as voluntary teachers. The method employed in the TCG program was Participatory Rural Appraisal where the subjects were involved to understanding the whole community service started from designing, implementing and evaluating the lesson program. To assess the benefits of the voluntary program to the volunteers, we asked 75 participants to fulfil the questionnaire. The data were analyzed quantitatively using descriptive method to observe how the participants’ voluntary attitudes were developed during the event. The result showed that the university students who participate as volunteers felt the program useful to help the young students in rural area. They also did not think the voluntary program as a burden for them. Hence, it is recommended to continue the program to wider targeted subjects.Keywords: Voluntary Attitudes; Volunteer; Community Service; Taman Cerdas Ganesha.
PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONALITAS GURU MELALUI PELATIHAN DESAIN PEMBELAJARAN PETA KONSEP Yayan Eryk Setiawan; Syaifuddin Syaifuddin
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.16377

Abstract

Pemahaman konsep merupakan kemampuan penting yang harus dikuasai oleh siswa. Akan tetapi beberapa guru di MAN Lumajang mengatakan bahwa kesulitan melakukan pembelajaran yang dapat memandu untuk pemahaman konsep. Pembelajaran yang dapat memandu untuk pemahaman konsep adalah peta konsep. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, tim pengabdi UNISMA akan memberikan pelatihan tentang pembelajaran peta konsep. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa guru-guru di MAN Lumajang sudah mampu memahami pembelajaran peta konsep yang dapat memandu untuk pemahaman konsep siswa dengan baik dan dapat mengimplementasikan di MAN Lumajang. Respon guru-guru juga sangat positif terhadap pelatihan ini dengan menunjukkan antusias saat melakukkan praktik kerja mandiri dan presentasi.Kata kunci: Pembelajaran Peta Konsep; Pelatihan; Kompetensi Profesional Guru.AbstractUnderstanding concepts is an important ability that must be mastered by students. However, some teachers at MAN Lumajang said that difficulties in learning can guide them to understanding concepts. Learning that can guide to understanding concepts is concept maps. Through this Community Service activity, the UNISMA service team will provide training on learning of concept maps. The results of the training show that the teachers at MAN Lumajang have been able to understand the learning of concept maps that can guide students to understand the concepts of students well and can implement at MAN Lumajang. The responses of the teachers were also very positive towards this training by showing enthusiasm when doing independent work practices and presentations.Keywords: Learning of Concept Map; Training; Professional Competence of Teachers.
INTRODUKSI TEKNOLOGI BIOCHAR UNTUK MEMPERBAIKI LAHAN KRITIS MILIK PETANI WILAYAH MAGERSARI DI KABUPATEN TUBAN, PROPINSI JAWA TIMUR Widowati Widowati; Agnes Quartina Pudjiastuti; Ana Arifatus Sa’diyah
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17625

Abstract

Upaya meningkatkan produksi dan produktivitas lahan pertanian saat ini bukan hal yang mudah karena ketersediaan lahan pertanian yang relatif tetap, bahkan cenderung berkurang karena berbagai faktor. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam jangka pendek adalah memperbaiki kesuburan lahan tandus yang selama ini digunakan masyarakat petani sebagai sumber mata pencahariannya. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat bagi mitra petani adalah mengintroduksikan teknologi biochar untuk memperbaiki lahan kritis (tandus dan berbatu) dan mengevaluasi usahatan yang ada. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan biochar (teknologi), pemberian bantuan alat pembuat biochar dan bibit tanaman, serta pendampingan kepada petani mitra di Desa Jetak, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Petani mulai memahami teknologi biochardan manfaatnya bagi usahatani di lahan kritis, menggunakan teknologi biochar, dan manajemen usahatani berbasis teknologi biochar. Petani telah sadar bahwa aplikasi biochar dapat menurunkan biaya usahatani karena dibuat dari limbah pertanian yang tersedia berlimpah. Alat produksi biochar relatif murah dan terjangkau bagi petani yang ingin memperbaiki kondisi lahannya yang kritis.Kata kunci: Biochar; Lahan Kritis; Teknologi Sederhana.AbstractEfforts to increase production and productivity of agricultural land at this time is not easy because the availability of agricultural land is relatively fixed, and even tends to decrease due to various factors. One alternative that can be done in the short term is to improve the fertility of the barren land that has been used by the farming community as a source of livelihood. The aim of the community service program for farmer partners is to introduce biochar technology to improve critical land (barren and rocky) and evaluate existing farming. The methods used to achieve these objectives are counseling and training in making biochar (technology), providing assisting in making biochar tools and plant seeds, as well as assistance to partner farmers in Jetak Village, Montong District, Tuban District. Farmers are beginning to understand biochar technology and its benefits for farming on degraded land, using biochar technology, and farm management based on biochar technology. Farmers are aware that biochar application can reduce farming costs because it is made from abundant available agricultural waste. Biochar production equipment is relatively inexpensive and affordable for farmers who want to improve their critical land conditions.Keywords: Appropriate Technology; Biochar; Critical Land.
PENGUATAN PEMASARAN PRODUK UMKM ASHFA MADU BOROBUDUR MELALUI STRATEGI PRODUCT BRANDING Ardhin Primadewi; Tulkhah Mubasyir Anwar; Yustin Yustin; Afan Hafara Sani; Miftakhul Fauzi
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17683

Abstract

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sejak tahun 1997 hingga saat ini berdiri kokoh di Indonesia. Dalam perkembangan UMKM di Indonesia, perlu inovasi dan strategi dalam pemasaran produk untuk mencapai keberhasilan dan kestabilan UMKM dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Ashfa Madu Borobudur sebagai UMKM peternak lebah dan penghasil madu yang terletak di Desa Wisata Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ashfa Madu Borobudur belum sepenuhnya menjadi bagian dalam Branding Borobudur yang ditetapkan Pemerintah Pusat sebagai kawasan cagar budaya Internasional dan tingkat penjualan produk masih rata-rata. Pengabdian ini bertujuan agar penjualan produk madu meningkat dengan konsumen melakukan repeat order serta menjadi salah satu merek dan tujuan wisata yang dikenal sebagai penghasil madu dan peternak lebah di sekitar kawasan Borobudur. Beberapa potensi yang dimaksimalkan dalam strategi product branding seperti perancangan ulang logo, brosur, kemasan produk dan x-banner serta optimalisasi website Ashfa Madu Borobudur. Dengan implementasi strategi product branding oleh dosen dan mahasiswa KKN PPMT Universitas Muhammadiyah Magelang, kontribusi penjualan online meningkat menjadi sebanyak 28 %.Kata kunci: Borobudur; Branding; Digital Marketing; Madu; UMKM.AbstractMicro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) from 1997 until now stands firmly in Indonesia. In the development of MSMEs in Indonesia, it is necessary to innovate and strategy in marketing products to achieve the success and stability of MSMEs in the face of the Industrial Revolution 4.0. Ashfa Madu Borobudur as MSMEs beekeeper and honey producer located in Tanjungsari Tourism Village, Borobudur District. Ashfa Madu Borobudur has not yet fully become part of the Borobudur Branding that has been established by the Central Government as an international cultural heritage area and the level of product sales is still average. This dedication aims to increase the sale of honey products by consumers making repeat orders and becoming one of the brands and tourist destinations around the Borobudur area. Some of the potentials are maximized in product branding strategies such as redesigning logos, brochures, product packaging, and x-banners as well as optimizing the Ashfa Madu Borobudur website. With the implementation of the product branding strategy by lecturers and students of KKN PPMT University of Muhammadiyah Magelang, the contribution of online sales increased to as much as 28%.Keywords: Borobudur; Branding; Digital Marketing; Honey; Micro Small And Medium Enterprises.
MEMBERDAYAKAN ANAK-ANAK MELALUI GELAR TIKAR (STUDI KASUS ANAK-ANAK PANTI ASUHAN DI KOTA DEPOK JAWA BARAT) Agustinus Rustanta; Devany Dwi Putri Halim; Bella Damaica Sabatini; Nuzlita Andarini
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.16830

Abstract

Artikel ini merupakan artikel tentang pelaksanan pengabdian kepada masyarakat oleh civitas akademik STIKS Tarakanita. Para pengabdi adalah dosen dan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi yang tergerak untuk membina anak-anak yatim-piatu di Depok Jawa Barat. Tujuan layanan ini adalah untuk memberdayakan anak-anak yatim piatu. Metode yang digunakan dalam melaksanakan pendampingan kepada anak-anak ini adalah dengan mendampingi mereka dalam belajar; belajar Bahasa Inggris dan pendampingan mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) sekolah mereka. Kegiatan tersebut tidak hanya bermanfaat bagi anakanak panti asuhan nemun juga berguna bagi para mahasiswa sebagai pendamping. Mahasiswa mendapat pengalaman mengelola anak-anak untuk memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang positif, mahasiswa mendapatkan pembelajaran untuk bersabar dan kreatif sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dan menyenangkan sehingga anak-anak termotivasi untuk memanfaatkan waktu luang mereka dengan hal-hal yang bermanfaat. Anak-anak panti asuhan juga mendapatkan pembimbingan yang rutin dilakukan oleh para mahasiswa. Kata kunci: Layanan; Gelar Tikar; Yatim-Piatu; Pengabdian Kepada Masyarakat.AbstractIt is about student’s participation to Campus Social Responsibility of STIKS Tarakanita civitas Akademik. The participants are a lecturer and students of communication study program and the subjects of this activity are are children in an orphanage house in Depok, 30 km from campus. The objective of the service is to empower the unlucky children. Method used is accompanying them to do something useful such as learning English and studying for their lessons. By doing so, they do not wander on the street and in malls nearby. By doing this kind of activity, there are two parties getting the advantages from this social service activity. Students are learning how to teach others. It is something useful for their lives and the students are also learning how to appreciate their teachers. On the other hand, the children of Gelar Tikar spend their time with something beneficial to their lives.Keywords: Gelar Tikar; Social Service; Orphanage; Campus Social Responsibility.
PELAYANAN KESEHATAN KONVENSIONAL DAN KOMPLEMENTER TERPADU BAGI WARGA BINAAN LANJUT USIA DI WILAYAH KARANG GAYAM TERATAI SURABAYA Mangestuti Agil; Tutik Sri Wahyuni; Rakhmawati Rakhmawati; Herra Studiawan
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17273

Abstract

Pelayanan kesehatan konvensional dan komplementer terpadu dilaksanakan bagi warga binaan lanjut usia di Wilayah Karang Gayam Teratai, Surabaya dengan memberikan konsultasi kesehatan konvensional dan komplementer dengan ramuan herbal, akupunktur dan pijat. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan wawasan tentang pengaplikasian sistem pengobatan konvensional berpadu dengan pengobatan komplementer. Titik berat pengobatan konvensional berupa kepatuhan menjalankan perintah dan nasehat dokter Pusat Kesehatan Masyarakat setempat, yaitu kepatuhan minum obat dokter, pengaturan pola hidup terutama pola makan, olahraga dan istirahat. Perpaduan dengan pengobatan komplementer berupa pemanfaatan tanaman obat, akupunktur dan pijat yang sesuai dan menunjang pengobatan dokter. Jumlah pasien 30 orang yang semuanya mengalami gangguan penyakit kronik, yaitu diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, kadar kolesterol darah tinggi. Berdasarkan data menunjukkan tidak terdapat satu pasien pun yang mengalami perubahan gangguan kesehatan pada ke empat indikator darah secara keseluruhan yang diukur. Melalui program ini dapat disimpulkan, bahwa pola hidup tidak sehat menjadi penyebab utama masalah kesehatan. Warga membutuhkan perhatian dalam bentuk konsultasi, dimana mereka dapat berdiskusi secara aktif, dan bukan tindakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat saja. Pelayanan terpadu sistem konvensional dan komplementer perlu dipertimbangkan sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.Kata kunci: Pelayanan Terpadu; Komplementer; Herbal; Akupunktur; Pijat.AbstractIntegrated conventional and complementary health care services have been conducted among elderly residents of Karang Gayam Teratai Regency in Surabaya which provided patients with necessary information on conventional combined with herbal medicine, acupuncture, massage. The aim of the program was to enhance the understanding of people in the community about the application of complementary medicine along with conventional medicine. Conventional medicine alone, or in combination has to be thoroughly taken through understanding about all necessary instructions, and conduct healthy life style. 30 patients participated in the program, where all of them contracted various kinds of chronic diseases, including high blood pressure, high blood sugar, cholesterol, uric acid levels. It is concluded from the program, that unhealthy life style is the main cause of their health problems. People showed great appreciation to every effort in giving them special time for active discussion and attention. Effective doctor-patient communication is a central clinical function in building a therapeutic doctor-patient relationship, which is the heart and art of medicine. This is important in the delivery of high-quality health care. Much patient dissatisfaction and many complaints are due to breakdown in the doctor-patient relationship.Keywords: Complementary Medicine; Conventional Medicine; Acupuncture; Massage; Herbal.
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI BIOGAS DI KABUPATEN TELUK BINTUNI PROVINSI PAPUA BARAT Budi Santoso; Irba U. Warsono; Daniel Y. Seseray; Purwaningsih Purwaningsih
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 3 (2020): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i3.17633

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk memperkenalkan teknologi biogas kepada peternak sapi dalam rangka penyediaan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan Distrik Manimeri, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Pelatihan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sosialisasi tentang teknologi biogas, pemasangan biodigester portabel dan pembuatan biodigester sederhana, pengisian biodigester, uji pembakaran biogas, dan monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa peserta kegiatan mempunyai respon yang baik terhadap materi yang disampaikan. Setelah 3 minggu pengisian feses sapi ke dalam biodigester, biogas telah terbentuk dan dapat menyalakan kompor terus menerus. Direkomendasikan bahwa biodigester sederhana dapat diterapkan pada petani yang memelihara sapi pada skala 3-5 ekor dalam rangka penyediaan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.Kata kunci: Biodigester; Biogas; Feses Sapi; Energi; Pengabdian Pada Masyarakat.AbstractThe purpose of the community service activity was to introduce biogas technology to cattle farmers in order to provide alternative energy sources that are environmentally friendly. This activity was carried out at Manimeri District, Teluk Bintuni Regency, West Papua Province. The training was carried out in several stages, namely socialization of biogas technology, installation of portable biodigester, making simple biodigester, filling of biodigester, biogas combustion testing and evaluation monitoring. The results of the activities showed that the participants of the activity have a good response to the material provided. After 3 weeks of filling cattle feces into biodigester, biogas has been formed and can ignite the stove continuously. It was recommended that simple biodigester can be applied to farmers who raising a scale of 3-5 head of cattle in the context of providing alternative energy sources that are environmentally friendly.Keywords: Biodigester; Biogas; Cattle Feces; Energy; Community Service.

Page 1 of 1 | Total Record : 10